Monday, November 21, 2011

Hipnoterapi Jakarta - Medical Hypnosis (Peptic Ulcer)

Telah terbukti secara klinis bahwa radang lambung terjadi karena adanya shock/kejutan, luka bakar yang parah dan anoxemia sehingga terjadi stimulus melalui kortek dan pembentukan reticular yang ternyata mampu membangkitkan kelenjar adrenalin serta produksi kortikotropin sehingga meningkatkan aktifitas sel-sel parietal di dalam perut. 

Faktor lain penyabab radang lambung diantaranya faktor keturunan, usia, kondisi yang diakibatkan oleh stress yang berlebihan dan pasokan nutrisi yang kurang baik sehingga berdampak produksi hormon-hormon kelenjar adrenalin yang berlebihan dan pengaruh balik dari hormon-hormon adrenalin tersebut terhadap bagian pusat yang lebih tinggi sehingga berpengaruh pada gastrik mukosa.

Hal ini sangat membantu ketika pada awal therapy kita berkata kepada pasien dengan kalimat seperti ini “Ada sejumlah orang yang dapat menyingkirkan kemarahannya dan dengan cepat melupakannya. Tetapi ada sebagian lain yang tidak dapat melakukan hal tersebut dan bahkan kejengkelan mereka semakin bertambah dan akhirnya mereka mengalami kekecewaan yang sangat mendalam”. Maka tidak heran ketika hal tersebut terjadi, perut mereka bereaksi tidak karuan rasanya. Oleh karena itu seorang pasien dengan gejala seperti diatas dapat dimotivasi menggunakan hypnosis dengan menanyakan hal seperti ini “Bagaimana jika anda bisa belajar supaya anda tidak hanya mampu mengendalikan seluruh syaraf yang ada di tubuh anda,tapi anda juga mampu menghilangkan gejala-gejala tidak nyaman yang ada di dalam perut anda”.

Kemudian pasien tersebut diminta untuk menjelaskan dan menyebutkan satu persatu kondisi-kondisi emosional yang dapat mempengaruhi atau berhubungan dengan gejala-gejala tidak nyaman yang ia rasakan di dalam perut. 

Dengan menggunakan hypnosis dan tekhnik yang baik , maka hal tersebut dapat digunakan untuk memberikan system imunisasi atau kekebalan supaya pasien mampu melawan pengaruh-pengaruh yang negatif dan merugikan bagi dirinya. Selain itu, pasien tersebut disuruh untuk berpikir dan berdiskusi dengan dirinya sendiri tentang kondisi awal dan akhir ketika dia marah serta kondisi dimana kemarahannya semakin memuncak dan bertambah parah. Kemudian pasien tersebut diberi nasehat bahwa ketika ia berada di bawah kondisi hypnosa, ia bisa mengeksplorasi dirinya untuk menguji dan mmencari hal-hal yang dibutuhkan untuk menanggulangi gangguan-gangguan pada dirinya. 
Setelah itu pasien dituntut untuk menentukan sebuah rencana yang konstruktif supaya dia mampu menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk masa depannya tanpa rasa frustasi, kekhawatiran dan kemarahan dengan cara mendiskusikan hal-hal tersebut dengan dirinya sendiri. Dan juga menggunakan sugesti pascahypnosis tentang hal-hal yang dapat membangkitkan perasaan senang dan nyaman dan sugesti tentang konsumsi makanan yang dapat membantu menyingkirkan segala gejala dan penyakit pasien.