Monday, February 18, 2013

Hipnoterapi Jakarta - AIRSHIPS / ZEPPELIN

Zeppelin atau Zepelin adalah balon udara berbentuk cerutu raksasa yang dapat terbang terarah karena mempunyai mesin dan kemudi. Balon tersebut dinamai sesuai dengan perancangnya Ferdinand Adolf Heinrich August von Zeppelin, seorang ahli aeronautika dari Jerman yang berhasil menerbangkannya untuk pertama kali tanggal 2 Juli 1900.
Zeppelin dioperasikan oleh Deutsche Luftschiffahrts-AG (DELAG). DELAG, penerbangan komersial pertama, melayani penerbangan terjadwal sebelum Perang Dunia I. Setelah perang pecah, militer Jerman banyak memanfaatkan Zeppelin sebagai pengebom dan pengintai.


Kekalahan Jerman dalam PD I menghentikan bisnis kapal terbang untuk sementara waktu. Namun di bawah panduan Hugo Eckener, pengganti Ferdinand von Zeppelin, Zeppelin sipil menjadi populer pada tahun 1920-an. Puncak kejayaan zeppelin berjalan di tahun 1930-an, ketika kapal terbang LZ 127 Graf Zeppelin dan LZ 129 Hindenburg mengoperasikan penerbangan trans-Atlantik dari Jerman ke Amerika Utara dan Brasil. Puncak Empire State Building bergaya Art Deco awalnya dirancang sebagai tempat pemberangkatan Zeppelin dan kapal terbang lain. Musibah Hindenburg pada tahun 1937, bersama dengan masalah politik dan ekonomi, mempercepat kematian Zeppelin.

Sebenarnya, Zeppelin menyebut pesawat rancangannya itu dengan nama Dirigible. Pesawat berbentuk balon udara yang pertama kali terbang itu terbuat dari kain linen berkerangka aluminium, dan berisi hampir 10.000 meter kubik gas hidrogen, dengan garis tengah 12 meter. Balon udara itu digerakkan oleh dua mesin berbaling-baling empat, dan hanya bisa bertahan di udara selama 17 menit.

Sepuluh tahun kemudian, setelah melalui perbaikan dan penyempurnaan, Dirigible bisa bertahan di udara dalam waktu 24 jam. Sejak itu Dirigible menjadi alternatif menarik untuk transportasi udara pada masa itu. Nama von Zeppelin pun langsung tenar, dan pesawat rancangannya kemudian populer disebut dengan nama Zeppelin.

Prinsip bagimana zeppelin bisa terbang adalah mirip dengan proses terbangnya balon.
Balon adalah sebuah kantung fleksibel yang umumnya berisikan gas seperti helium, hidrogen, nitrogen monoksida dan udara, Beberapa jenis balon benar-benar murni digunakan sebagai elemen dekorasi, sedangkan jenis lainnya digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu. Balon-balon pertama dibuat dari bahan mirip membran yang berasal dari hewan (animal bladder). Balon-balon modern dibuat dari bahan semacam karet, lateks, chloroprene dan nilon. Balon modern ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1800-an, akan tetapi produksi massal balon belum terjadi sampai akhir tahun 1930-an.

Zeppeline pertama inggris adalah Zeppelin milik Stanley Spencer dengan panjang 22,8 meter atau seitar 75 kaki. Melakukan penerbangan pertamanya di Crystal Palace pada tahun 1902. Dengan kapasitas sebensar 2.500 meter kubik.

Rekor durasi Zeppelin dipegang oleh ZPG-2 Angkatan laut Amerika yang terbang non stop dari Massachusetts ke Florida pada tahun 1957, kira kira menempuh jarak 15.205 Km dalam 264 jam.

Rekor angkut Zeppeline dipegang oleh Akron , sebuah zeppelin AS yang mengangkut 207 penumpang pada tahun 1931.

Penerbangan zeppelin paling awal berlangsung di paris pda tahun 1852. Yaitu zeppelin gas arang bertenaga uap karya Henri Griffard.

Zeppelin terbesar yang pernah dibuat adalah Graf Zeppelin II ( I.Z.130 ) yang berbobot 219 ton yang melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1938. Zeppelin ini di preteli pada tahun 1940.

Zeppelin terbesar lainnya adalah Hindenberg dengan panjang 245 meter. Zeppelin ini terbakar dan menewaskan 36 orang ketika sedang berusaha mendarat di Lakeburst, New Jersey pada tahun 1937.

Zeppelin sebagai pesawat angkut sejati
Seperti halnya perkembangan pesawat, perkembangan pesawat penumpang sipil juga diwarnai perkembangan balon udara panas dan zeppelin. Zeppelin boleh disebut pesawat penumpang sejati karena mampu mengangkut penumpang dan dapat dikendalikan selayaknya pesawat terbang. Ia pertama kali digunakan sebagai pesawat penumpang pada 1909 oleh maskapai penerbangan pertama, Deutsche Luftschiffahrts-AG (DELAG) (Jerman). Pada masa keemasannya, diselenggarakan penerbangan transatlantik meskipun diperlukan waktu penerbangan beberapa hari. Hindenburg, salah satu pesawat Zeppelin, dilengkapi dengan kabin kamar, ruang cafetaria yang dilengkapi dengan piano, dan sarana-sarana lain yang menunjang kenyamanan penumpang meskipun tarif yang dikenakan sangat mahal. Kecelakaan Hindenburg pada tahun 1937 dianggap sebagai era berakhirnya pesawat terbang Zeppelin.

TEMPO.CO , Jakarta:Uji coba senjata dan peralatan baru dilakukan Amerika Serikat selama perang di Afganistan. Salah satunya balon udara atau pesawat Zeppelin yang pernah tenar sewaktu Perang Dunia I.

Pada 2010, hampir sebulan tiga unit Zeppelin berputar-putar di kawasan utara Afganistan. Pesawat ini mengawasi pergerakan kelompok Taliban dan memasok kebutuhan tentara Abang Sam. Pesawat tersebut buatan perusahaan Hybrid Air Vehicles, yang mendapat kontrak pertahanan US$ 315 juta dari pemerintah Amerika.

Namun juru bicara Kementerian Pertahanan Amerika mengatakan pihaknya baru menerima laporan tentang kemungkinan penggunaan pesawat Zeppelin untuk mengangkut peralatan dan logistik dalam misi militer. "Tapi saat ini tidak ada rencana untuk membelinya," katanya pekan lalu.

Hybrid Air Vehicles kini menjadi pelopor dalam desain dan pembuatan balon udara raksasa. Perusahaan asal Amerika ini mengembangkan pesawat dengan teknologi terbaru yang hemat biaya, rendah emisi karbon, dan berfokus untuk misi pengangkutan barang serta pengawasan udara.

Kecakapan itu memang dibutuhkan untuk pesawat masa kini dan mendatang. Perusahaan ini mengembangkan teknologi hybrid air vehicle untuk menghasilkan 60 persen daya angkat aerostatik menggunakan gas helium dan 40 persen aerodinamis yang dihasilkan dari bentuk pesawat.

Pesawat balon udara yang dihasilkan konon disebut "lebih ringan daripada udara". Menggunakan tenaga dari empat unit mesin pendorong yang disebut propulsor, pesawat ini mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal.

Inovasi tersebut menghasilkan pesawat balon udara revolusioner dengan potensi pasar global. Direktur Pengembangan Bisnis Hybrid Air Vehicles, Hardy Giesler, mengatakan pada 2010 perusahaannya membangun kemitraan dengan Northrop Grumman, perusahaan sejenis.

Mereka mendapat US$ 517 juta dari Angkatan Darat Amerika untuk mengembangkan Long Endurance Multi-Intelligence Vehicle (LEMV). "Pesawat ini mampu terbang pada ketinggian di atas 20 ribu kaki di atas permukaan laut selama 21 hari nonstop. Tidak perlu bingung mengisi ulang bahan bakar," kata Giesler dalam laman situs Hybrid Air Vehicles.

LEMV adalah moda transportasi udara yang dirancang khusus untuk membawa beban yang sangat berat dan menempuh jarak sangat jauh. Pesawat ini mampu mendarat di darat, permukaan es, salju, hingga di atas air, sehingga tidak membutuhkan landasan.

Dari pesawat jenis ini, para produsen menawarkan layanan untuk transportasi kargo, operasi pemadaman kebakaran, pengangkutan logistik militer, dan jasa penerbangan komersial. Dengan kapasitas muatan mencapai 50 ton, pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan hingga 185 kilometer per jam. Tanpa membutuhkan landasan pacu, pesawat ini dapat mengirim logistik ke daerah-daerah terpencil.

Jika diperlukan, kemampuan angkut pesawat jenis ini dapat ditingkatkan menjadi 200 ton. Bahkan pesawat ini di masa mendatang dirancang untuk dapat membawa kargo hingga 1.000 ton.

Giesler mengatakan moda transportasi udara alternatif ini dikenal sangat ramah lingkungan. Konsumsi bahan bakarnya juga sangat irit: bisa menghemat hingga 75 persen bahan bakar dibanding pesawat terbang komersial jenis lainnya.

Pesawat sedang dalam tahap perincian desain dan akan dirakit tahun ini. "Kendaraan pertama untuk keperluan komersial dijadwalkan dimulai pada 2014," kata Giesler.

Salam,

Dwi Hartoyo, SP