Tuesday, May 14, 2013

Hipnoterapi Jakarta - Dampak Letusan Toba Tak Seburuk Dugaan



Kompas TVDanau Toba


Prediksi letusan Gunung Toba yang diduga sebagai letusan gunung yang paling hebat dan paling besar di dunia sekitar 75.000 tahun yang lalu dan diprediksi telah menimbulkan perubahan iklim dunia dan telah mempu memusnahkan manusia. Dimana prediksi letusan pada Gunung Toba yang sisa sisa letusannya menghasilkan danau yang diberi nama danau toba tersebut diprediksi telah melepaskan gas sulfur dioksida yang menutupi seluruh bumi sehingga sinar matahari tidak dapat menembus permukaan bumi sehingga selama sekitar 5 tahun bumi tidak menerima sinar matahari. Dan diprediksi akitab letusan gunung Toba menyebabkan terjadinya masa dunia penuh dengan Es ( jaman Es ).

Ternyata prediksi tersebut disanggah oleh Christine Lane dari Universitas of Oxford. Chistine Lane tidak membenarkan sepenuhnya dugaan efek dari letusan gunung toba, pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya. Chistine Lane menyatakan bahwa efek letusan gunung toba tidak seburuk yang diduga dan kematian manusia tidak sebanyak yang diperkirakan sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Chistine Lane adalah berdasarkan pada lapisan dasar Danau Malawi yang dihubungkan dengan iklim masa lampau. Chistine Lane menghubungkan lapisan setiap sedimen dengan iklim masa lalu, dia juga melihat jejak iklim yang terdapat pada hasil metabolisme mikroba. Berdasarkan hasil penelitian tersebut Chistine Lane menyatakan bahwa efek letusan Gunung Toba hanya menurunkan suhu bumi sebesar 1, 5 derajat Celsius selama 20 - 30 tahun. Dia juga menyatakan bahwa tidak ada dampak yang signifikan terjadi di Afrika bagian Timur. Karena dampak pada iklim global tidak signifikan maka menurut Chistine Lane efek Letusan Gunung Toba tidak berdampak pada pemusnahan manusia.

Chistine Lane juga menyatakan bahwa dampak letusan Gunung Toba kemungkinan hanya berdampak dalam skala regional yaitu sekitar radius 100 Km dari Supervolcano Gunung Toba yang membunuh manusia.Dan dampak iklim yang berlangsung hanya dalam periode yang lebih pendek.

Ilmuwan lain, Alan Robock dari Rutgers University, tak yakin dengan hasil penelitian Lane. Ia setuju bahwa dampak letusan Toba mungkin takkan berlangsung hingga ribuan tahun. Namun, dampak jangka pendek tetap mematikan. Dampak singkat itu mungkin tak muncul di rekaman riset Lane. Robock sendiri melakukan pemodelan iklim terkait letusan Toba. Ia mengungkapkan bahwa dampak iklim dalam jangka pendek memiliki efek mematikan. "Dalam pemodelan kami, semua pohon mati dan ada dampak besar pada vegetasi," paparnya seperti dikutip New Scientist, Kamis (2/3/2013).

Hal berbeda dan senada dengan Chistine Lane adalah Hans F Graf dari University of Cambridge setuju dengan hasil penelitian Lane. Menurutnya, dengan banyaknya sulfur yang dilepaskan, partikel sulfur berukuran besar. Jumlah cahaya Matahari yang dipantulkan lebih kecil. Pada akhirnya, pendinginan Bumi tak seburuk dugaan.

Chistine Lane mengakui bahwa memang ada dampak iklim jangka pendek. Namun, efek pada manusia tak sedemikian mematikan. Ia menuturkan, manusia Flores (Homo floresiensis) adalah salah satu yang tak terdampak karena lokasinya jauh dari supervolcano Toba. Hasil riset Lane dipublikasikan di jurnalPNAS.

Sumber :

Nhttp://www.newscientist.com/
www.htysite.com