Thursday, July 2, 2015

Hipnoterapi Jakarta - Anak Anda mulai masuk Sekolah Dasar...? Perhatikan Hal ini...!

Ketika bertanya kepada para orang tua "Apa hal yang paling penting di dalam hidup Anda...?" kebanyakan dari merka menjawab salah satunya adalah Anak. Namun uniknya masih sedikit orang tua yang benar-benar tahu bagaimana baiknya mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayangnya kepada sang anak.

Tidak jarang niat baik dan kasih saya orang tua justru malah menjadi "racun" untuk sang anak, karena banyak orang tua yang menterjemahkan niat baik dan kasih sayangnya tanpa dibarengi dengan ilmu. Contoh ini adalah kasus nyata beberapa kali saya menemu klien yang mengalami gangguan mental karena pola asuh keluarga yang kurang tepat, alih-alih memberikan kasih sayang yang full justru me jerumuskan sang anak menjadi ketergantungan kepada orang tua dan tidak terbiasa menghadapi kekecewaan dan kegagalan.

Setiap anak manusia memiliki potensi dan peluang yang sama untuk menjadi anak yang sukses, pertanyaannya adalah "Apakah orang tua memperbesar peluang tersebut atau justru memperkecil peluang tersebut...?"

Betul saat sang anak sedang belajar berdiri, berjalan dan berlari orang tua selalu mendukung dan menyemangati untuk terus berusaha, namun entah mengapa setelah anak sudah mulai pandai berbicara,berjalan, berlari, dll kurang lebih di usia 4-5 tahun. Orang Tua merasa sang anak sudah tidak perlu lagi dukungan dan semangat dari orang tua, terlebih ketika sudah masuk bangku sekolah dasar (SD).

Justru saat mulai masuk di bangku SD lah, masa yang tidak kalah perlu perhatian, dukungan semangat dari orang tua, tentunya dengan cara yang tepat pula. Proses pembelajaran di SD sangat berbeda dengan di PAUD dan di TK... Jika hal tersebut semakin meningkatkan kemampuan anak tentunya sangat bagus, namun pada umumnya terlebih di sekolah formal justru cukup menyulitak sang anak khsusnya anak yang lebih dominan ke otak kanan dan gaya belajarnya tidak sama dengan gaya mengajar sang guru.

Perhatikan... Saat di PAUD atau di TK guru di kelas bukan hanya satu orang, bisa lebih dari 2 bahkan bisa 4 orang, namun di SD guru umumnya dalam satu tahun hanya 1. Sehingga ini yang memunculkan fenomena anak yang gaya belajarnya sama dengan gaya mengajar guru yang akan cenderung berprestasi.

Sebelum saya lanjutkan saya akan menerangkan terlebih dahulu mengenai gaya belajar dan gaya mengajar. Bagaimana cara informasi masuk ke dalam otak seseorang...? Melalui panca indra bukan...? Nah di sini dari ke-5 indra tersebut di kerucutkan menjadi 3 pintu jadi ada Pintu VISUAL (Penglihatan) pintu Auditory (pendengaran) dan pintu KINESTETIK (Perasa/Gerak). Pada dasarnya ketga pintu tersebut pada setiap orang tetap bekerja, namun secara alamiah setiap orang memiliki kecenderungan diantara ketiga pintu teraebut. Jadi ada yang cenderung dominan yang lebih aktif pintu VISUALnya, AUDITORYnya atau KINESTETIKnya. Dari kecenderungan pintu masuk inilah sehingga dalam koneteks belajar dan mengajar ada istilah dominasi gaya belajar dan gaya mengajar. Dalam konteks komunikasi disebut dengan gaya komunikasi.

Jadi sudah jelas bukan...? Ada gaya belajar dan gaya mengajar... Kita kembali ke ruang kelas di Sekolah Dasar. Di dalam.kelas banyak ter dapat murid sehingga di dalamnya ada yang gaya belajarnya VISUAL ada yang AUDITORY dan ada pula yang KINESTETIK... TAPI ingat gurunya HANYA SATU... Nah repotnya jika sang guru hanya menggunakan Gaya Mengajar yang dominan pada dirinya, apa yang akan terjadi...? Maka jika sang guru gaya mengajar dominannya adalah AUDITORY dia akan cenderung mengajar dengan lebih banyak bercerita... Ini sangat menguntungkan bagia anak yang pintu masuk informasinya atau gaya belajarnya AUDITORY juga, namun kurang menguntungkan bagi anak yang VISUAL dan KINESTETIK, gaya belajar mereka kurang terpenuhi, wal hasil mereka cenderung lamat ketimbang yang gaya belajarnya sama dengan gaya mengajar sang guru.

"Ya... Kan itu proses untuk anak nanti juga anak bisa beradaptasi dan mengikuti gaya mengajar sang guru...!" Betul sekali... Namun yang menjadi menyayangkan adalah ketika anak sedang dalam prosea beradaptasi justru mereka dibebani "diracuni" dengan Label-label negative. Misalnya karena anak KINESTETIK cenderung aktif dan memerlukan praktek saat proses belajar, karena guru yang cenderung gaya mengajarnya AUDITORY kurang memenuhi kebutuhan gaya belajarnya, anak yang cenderu KINESTETIK tidak jarang diberi Label "Nakal, tidak bisa diam, hiperaktif,tidak fokus, dll.

Sabaiknya hindari memberi Label negative kepada anak yang sedang beradaptasi, terlebih jika guru dan orang tua belum mengetahui potensi dan gaya belajar sang anak. Ini sangat memberatkan sang anak, bukannya mendapat motivasi dan semangat justru malah " diracuni".

Terlebih ada anak yang kecenderunganya otak kana ada pula yang kecenderungannya otak kiri, ada pula yang kecenderungannya area otak moderen (neocortex) yang lebih dominan ada pulan yang LIMBIC atau BRAINSTEMnya yang dominan.

Memahami potensi anak sangat lah penting saat membimbing dan mendidik anak sehingga orang tua dan guru bisa lebih bijak dalam menyikapi prosea beradaptasi sang anak.

Untuk membantu anak lebih mudah beradaptasi dengan prosea yang sedang dihadapinya, saya sangat menyarankan untuk mengajarkan dan melakukan senam otak bersama anak tercinta. Sehingga otaknya lebih seimbang dan siap untuk beradaptasi dengan setiap proses yang dihadapinya.