Wednesday, July 8, 2015

Hipnoterapi Jakarta - AWAS... !! Jangan Remehkan Amalan-Amalan di 10 Terakhir Ramadhan..

Bagaimana nih puasa di 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan ini ? jangan mentang-mentang bentar lagi mau lebaran, semuanya pada sibuk buat persiapan Hari Raya Idul Fitri nanti,, sampai-sampai amalan-amalan di bulan suci ini dilupakan. Tahukah Anda ..? kalau ternyata di 10 terakhir bulan Ramadhan ini terdapat banyak keistimewaan didalamnya. ini terdapat dalam hadits riwayat Muslim yang berbunyi : 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya.” (HR. Muslim no. 2009)

adapun hadits lain yang menyebutkan, Dari ‘Aisyah radhiallahu anha dia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarung, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya “. (HR. Al-Bukhari no. 1884 dan Muslim no. 2008)

makna dari hadits diatas yaitu :
  • mengencangkan sarung, yaitu siap beribadah dengan sungguh-sungguh lebih dari biasanya atau tidak mengumpuli istrinya demi konsentrasi untuk shalat dan zikir.
  • menghidupkan malam yaitu  mengisinya dengan ibadah dibandingkan tidur yang merupakan saudara dari kematian.
  • membangunkan keluarga yaitu mendorong dan memerintah keluarga untuk mengisi malam-malam itu dengan ibadah
Amalan yang dicontohkan Rasulullah di 10 terakhir Bulan Ramadhan yaitu :
  1. Menghidupkan malam-malamnya untuk beribadah, shalat, zikir, tilawatul quran, shadaqah, dll
  2. Membangunkan keluarganya untuk menegakkan shalat
  3. Menyingsingkan lengan baju untuk beribadah sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Maksud nya, beliau menjauhi istrinya agar tekun beribadah dan ketaatan untuk membersihkan jiwanya dari berbagai kotoran
  4. Menunaikan iktikaf di masjid. i'tikaf biasa kita sebut dengan berdiam diri di mesjid, bukan hanya berdiam saja, tapi diisi dengan kegiatan positif seperti shalat, memperbanyak tilawah alquran, memperbanyak zikir, bershalawat, dll.
  5. Tilawatul Quran dengan tadabur dan khusyuk
diantara keistimewaan - keistimewaan diatas, di 10 terakhir bulan Ramadhan terdapat keutamaan malam Lailatul QodarSuatu keutamaan yang tidak pernah didapati pada malam-malam selainnya, suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. sebagaimana firman Allah SWT:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ *

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (Lailatul Qadr) itu? Malam kemuliaan itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Al-Qadr: 1-5)

Mengapa disebut malam Lailatul Qadar ?
1. Pada malam tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan secara terperinci takdir segala sesuatu selama 1 tahun (dari Lailatul Qadr tahun tersebut hingga Lailatul Qadr tahun yang akan datang), sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ * [الدخان/3، 4]

“Sesungguhnya Kami telah menurukan Al-Qur`an pada malam penuh barakah (yakni Lailatul Qadr). Pada malam itu didedahkan segala urusan (takdir) yang penuh hikmah”. (Ad Dukhan: 4)

2. Karena besarnya kedudukan dan kemuliaan malam tersebut di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.

3. Ketaatan pada malam tersebut mempunyai kedudukan yang besar dan pahala yang banyak lagi mengalir. (Tafsir Ath-Thabari IV/200)

Kapan terjadinya Malam Lailatul Qadar ..? Malam “Lailatul Qadr” terjadi pada bulan Ramadhan.

Dia terjadi pada salah satu dari malam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِفِي الْوِتْرِمِنَ الْعَشْرِالْأَوَاخِرِمِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan)”. (H.R Al Bukhari no. 1878)

Lailatul Qadr terjadi pada setiap tahun. Ia berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil 10 hari terakhir (bulan Ramadhan) tersebut sesuai dengan kehendak Allah Yang  Maha Kuasa.

dari banyaknya keistimewaan-keistimewaan di 10 terakhir Bulan Ramadhan ini, tak heran banyak umat muslim berbondong-bondong untuk memperbanyak ibadah, diantaranya tilawah quran, shalat malam, i'tikaf, memperbanyak dzikir, bersedekah, dll.. Bagaimana dengan Anda ?