Monday, September 14, 2015

Hipnoterapi Jakarta - Tragedi Kecelakaan di Masjidil Haram. Jangan Menyalahkan Apapun.. !!

Berita terkini datang dari kota Makkah, kota suci umat Islam di seluruh dunia. Tragedi Mekah yang masih membekas dalam ingatan masyarakat dunia termasuk umat muslim yang terjadi beberapa hari lalu tepatnya pada tanggal 11 September 2015 yaitu tragedi kecelakaan di Masjidil Haram. 

Kecelakaan di Masjidil Haram, tempat dimana umat muslim dan calon Jemaah haji beribadah, membuat kaget masyarakat dunia. Kecelakaan yang menimpa bangunan Masjidil Haram dan Jemaah yang sedang beribadah ini disebabkan karena crane atau alat berat konstruksi yang jatuh akibat badai pasir yang melanda kota Mekah. 

Kota Makkah memang sedang dilanda badai pasir yang hebat. Badai pasir merupakan fenomena alam yang sering terjadi didaerah gurun, namun kapan terjadinya badai ini tidak bisa diprediksikan dalam periode tertentu. 

Adanya proyek perluasan kawasan Masjidil Haram-lah crane-crane yang menjulang tinggi ini ada. Namun naas, akibat cuaca buruk yang menimpa kota Mekah ini membuat crane tersebut ambruk di Masjidil Haram hari Jum’at lalu. 

Kecelakaan di Masjidil Haram, Mekah ini terjadi pada Hari Jum’at pada jam 17.25 waktu setempat saat Jemaah sedang menunggu waktu sholat Maghrib. Langit gelap menyelimuti kota mekah sudah mulai terlihat pukul 17.00, lalu 25 menit berselang hujan turun disertai es, lalu crane pun runtuh. Dan 15 menit kemudian setelah crane tersebut jatuh, hujan pun ikut mereda sehingga evakuasi korban bisa lebih mudah. 

Peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram ini memakan korban, diantaranya 107 orang tewas dan 238 orang luka-luka. Diantara jumlah tersebut terdapat Jemaah haji Indonesia yang menjadi korban, diketahui sebanyak 10 jemaah Indonesia meninggal, dan 42 jemaah luka-luka. 

Peristiwa runtuhnya crane di Masjidil Haram ini sudah menjadi ketentuan sang Illahi, jangan menyalahkan pemerintahnya, jangan menyalahkan crane-nya, jangan menyalahkan proyek pembangunannya, bahkan jangan menyalahkan badai/ anginnya sehingga musibah ini bisa terjadi. 

Akhir-akhir ini memang angin berhembus sangat kencang, ditambah musim kemarau yang berkepanjangan sehingga debu dimana-mana dan berdatangan terbawa angin. Terkadang kita selalu mengeluh, ngomel-ngomel, marah-marah pada angin karena mengganggu aktivitas kita. Namun perlu kita ketahui, angin berhembus atas perintah Allah. Dan secara tidak langsung, jika kita mencela angin, maka mencela Allah juga 

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu berkata, “ Rasulullah SAW bersabda, angin itu termasuk ruh Allah yang dapat mendatangkan rahmat dan siksa, maka janganlah kamu mencelanya, tetapi mohonlah kebaikannya kepada Allah dan berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya” 

Dari ubay berkata, “janganlah kamu mencela angin. Apabila kalian melihat angin yang tidak kalian sukai, maka berdoalah ‘ Ya Allah, sesungguhnya kami mohon kepadaMu kebaikan angin ini dan kebaikan apa yang ada didalamnya, serta kebaikan apa yang telah engkau kirim. Saya berlindung kepadaMu dari kejelekan angin ini, serta apa yang ada didalamnya dan apa yang telah engkau kirim". 

Dengan demikian, mencela angin dapat menodai iman dan tauhid seseorang, kita harus memohon kekokohan dan kemurnian tauhid kepada Allah

Mendengar kabar duka runtuhnya Crane di Masjidil Haram tentu merasakan duka yang sangat mendalam. Jemaah yang sedang khusyu dalam ibadahnya, kini benar-benar menghadap sang illahi. Para korban, mereka meninggal di hadapan ka'bah yg mulia, dalam keadaan sedang bermunajat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai macam ibadah, bahkan banyak dari mereka dalam keadaan sedang ihram ! Nabi bersabda bagi orang yg meninggal dalam keadaan berihram : 

"Sesungguhnya dia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah (kepada Allah)"

Semoga Allah mengangkat derajat mereka mengampunkan dosa dosa mereka, dan ditempatkan di surgaNya yg tinggi.  Aamiiin ya rabbal 'alamin..