Saturday, September 19, 2015

Hipnoterapi Jakarta - Kisah Ahmed Mohamed, Si Pembuat Rakitan Jam yang diKira Bom

Berita terhangat dan terkini yang masih menjadi perbincangan ini berasal dari seorang remaja muslim di Texas, Amerika serikat, Ahmed Mohamed. Remaja yang bercita-cita sebagai teknisi dan ingin melanjutkan sekolahnya ke Massachusetts Institute of Technology(MIT) sekolah teknik ternama di AS, merakit sebuah jam dari kotak pensil. Namun bukan pujian yang dia dapat, tapi borgol yang mengikat tangannya. Apa yang terjadi ?

Ahmed Mohamed, remaja berumur 14 tahun yang bersekolah di MacArthur, Irving, Texas Amerika Serikat menyedot perhatian masyarakat dunia dengan rakitan jam digitalnya. Pada Senin pagi, 14 September 2015 dengan penuh semangat, Ahmed menunjukan hasil karyanya berupa rakitan jam digital yang dia buat dari kotak pensil kepada gurunya.

Ahmed begitu bangga dan yakin hasil temuannya ini bisa diterima dan dipuji oleh gurunya. Namun sirna, kebahagiaanya malah hilang saat sang guru ketakutan dan langsung menghubungi polisi, Gurunya mengira rakitan jam Ahmed adalah rakitan bom.

Sontak hal ini membuat Ahmed kaget dan sedih. Ia di bawa ke kantor polisi, dan dipenjara selama 3 hari. Serangkaian introgasi sudah dia lakukan tanpa didampingi oleh pengacara, dan akhirnya Ahmed dibebaskan karna polisi tidak menemukan bahwa jam digital rakitannya tersebut merupakan bom dan berbahaya, namun jam rakitannya tetap disita oleh pihak polisi.

Kisah Ahmed menuai reaksi dari sejumlah netizen dan banyak yang mendukungnya via hastag #IStandWithAhmed, hastag ini menjadi topik populer di seluruh dunia. Aksi remaja jenius ini menyedot perhatian selebriti dan tokoh terkenal seperti Mark Zuckerberg pendiri facebook, Hillary Clinton calon presiden dari demokrat, dan yang lebih bangganya lagi dia menuai pujian dari presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Ahmed Mohamed diundang ke Gedung Putih untuk menghadiri malam astronomi pada 19 Oktober mendatang, acara yang akan dihadiri oleh para ilmuwan, astronot, teknisi, guru dan murid yang tertarik dengan dunia sains.

Peristiwa yang Ahmed alami, tanpa disadari juga dialami oleh anak-anak di negeri kita. Problematik di sekolah yang menjudge anak yang lambat dalam pelajarannya adalah anak yang bodoh. Setiap anak tak ada yang terlahir gagal, semuanya memiliki potensinya masing-masing.

Potensi adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang belum berkembang dan tergali Artinya suatu kemampuan, kekuatan yang ada dalam diri kita tapi belum berkembang dengan baik. Menggali potensi bisa dilakukan oleh siapapun atau oleh mereka yang sudah bisa diajak untuk mengeksplor potensi itu sendiri (baca :7 Teknis Praktis Meningkatkan Potensi Diri). Peran utama dalam menggali potensi anak adalah orangtua dan guru, namun yang jadi persoalannya adalah kurangnya pemahaman mereka dalam hal menggali potensi pada anak..

Mungkin tidak banyak, namun sebagian orangtua maupun guru hanya menilai kemampuan anak diluarnya saja tanpa digali lebih dalam lagi kemampuan yang dimilikinya. Contoh, seperti yang Ahmed Mohamed alami, sang guru hanya melihat karya Ahmed diluarnya saja tanpa bertanya lebih dalam lagi apa yang Ahmed buat. Jika gurunya lebih teliti lagi dalam menilai hasil karya Ahmed, mungkin kejadian ini tidak akan terjadi.

Maka janganlah menilai sesuatu itu dari luarnya saja, namun pahami apa yang ada didalamnya. Bisa saja diluarnya buruk namun didalamnya terdapat sejuta pesona yang dimilikinya. Seperti halnya buah durian, walaupun luar atau cangkangnya berduri namun isinya malah lembut, harum, dan enak, bahkan buah ini terbilang mahal.


Ibarat bungkus dan isi, hidup akan sangat melelahkan, sia-sia dan menjemukan bila pikiran hanya digunakan untuk mencari dan mengurus bungkusnya saja serta mengabaikan dan mengacuhkan isinya (Ust. DR. Amir Faishol Fath, MA)