Saturday, August 22, 2015

Hipnoterapi Jakarta - Terlalu TAKUT Jangan, Terlalu BERANI pun Jangan

Sebenarnya saya bukan penyuka lagu dangdut, tapi ketika membaca sebuah buku ada sedikit pembahasan tentang lagunya Vetty Vera yang berjudul sedang-sedang saja. Dalam lagu itu diceritakan bahwa sesuatu yang “terlalu” adalah tidak baik. Terlalu besar jangan, terlalu kecil jangan. Terlalu panjang jangan, terlalu pendek juga jangan….. Yang baik ya yang sedang-sedang saja.

Kita ambil contoh UTANG. Berutang juga tidak baik jika terlalu. Terlalu besar tidak baik, terlalu kecil juga tidak baik. Terlalu berani tidak baik, terlalu takut juga tidak baik. Lho memangnya berutang itu ada baiknya ya, bukannya utang itu selalu mempunyai makna negatif/tidak baik? Ya Anda tidak salah karena nyatanya dikalangan masyarakat kita seperti itulah yang terjadi, contohnya saja (maaf) bagi sebagian masyarakat golongan bawah, berutang adalah salah satu cara mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka tapi terkadang mereka sulit untuk mengembalikannya lagi (membayar). Itulah mengapa berutang jangan terlalu berani karena dampaknya yang tidak baik. Lalu kok berutang jangan terlalu takut, berarti kita di suruh buat berutang dong? Jangan salah paham dulu kita ambil contoh jika dalam bisnis, masih ingat dengan persamaan ASET =  UTANG + MODAL?

Dari persamaan matematika itu kita akan tahu bahwa sumber aset itu hanya ada dua, kalau tidak ada modal ya berarti punya utang bukan? Ibaratnya kaki aja, kaki kanan kita ibaratkan modal dan kaki kiri kita ibaratkan utang, kalau terlalu takut untuk berutang berarti Anda kehilangan satu dari dua sumber untuk membangun aset, jadi Anda hanya berjalan menggunakan satu kaki Anda. Bukankah itu akan memperlambat  dan mempersulit perjalanan Anda menuju kebebasan finansial? Jadi, Anda tidak perlu takut untuk menggunakan utang, asalkan semua utang untuk keperluan produktif dan Anda sudah melakukan perhitungan yang matang serta mengendalikan semua risiko yang mungkin muncul. Saya mengambil sumber tentang utang ini dari buku “88 Tips Finansial MengHEBATKAN Diri” karya Putu Putrayasa.

Lalu bagaimana dengan berdoa kepada Sang Pencipta? Terlalu pasrah jangan, terlalu berharap pun jangan. Ketika berdoa itu adalah saat-saat kita mengadu kepada Allah, memohon apa yang kita inginkan dan itu pun termasuk salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah. Berpasrah diri boleh tapi jangan terlalu hingga akhirnya berubah menjadi pesimis bahwa doa itu tidak akan dikabul. Berharap pun boleh tapi  jangan terlalu karena akan menjadi sebuah obsesi. Jika diurutkan mungkin akan seperti ini :

Kita mempunyai HARAPAN harapan itu akan kita sampaikan kepada Allah saat kita BERDOA, setelah berdoa kita lepaskan apa yang kita harapkan itu, biarkan Allah untuk menjawabnya jika kita menggenggam harapan kita tanpa melepasnya bagaimana Allah akan mewujudkannya? → lalu jika ingin terwujud ya kita harus mulai action untuk mewujudkan harapan kita itu bukan hanya berdiam diri saja (inilah terlalu pasrah juga salah), biasanya ini disebut tahapan IKHTIAR → berdoa sudah di ikhtiarkan melalui action juga sudah ya kita tinggal BERPASRAH DIRI(melepaskan) tapi dalam artian bahwa kita tetap berdoa dan tetap ikhtiar bukan pasrah tanpa melakukan apapun → setelah semuanya dilakukan maka BERSYUKURlah bersyukur jika Allah mengabulkan atau tidak harapan kita itu, disinilah mengapa yang ‘terlalu’ itu tidak dianjurkan karena kita tidak akan bersyukur jika harapan kita itu tidak terwujud dan Allah pun mengatakan dalam firman-Nya bahwa Ia tidak suka sesuatu yang berlebihan(terlalu).

Muthia_Damayanti