Thursday, August 27, 2015

Hipnoterapi Jakarta - Bahaya Mengucap "Ini Sudah TAKDIR..!"

Tadi malam saya cukup dipusingkan lantaran kunci kantor hilang...
Sepulang dari kantor saya sudah sengaja mencari tempat yang dianggap aman dan mudah diingat untuk menyimpan kunci kantor. Saya simpan kunci kantor di laci meja komputer yang berada di ruang tengah rumah. Sebelum menyimpan kunci tersebut di laci, sempat terbesit di pikiran bayangan berharap tidak samapi ketahuan anak dan sempat pula terlintas rasa khawatir di dalam hati.
Setelah menyimpaterjadi dan , saya, istri dan anak duduk di ruang tamu sembari membahas pengalaman hari pertama anak masuk PG (Play Group). Di tengah-tengah obrolan tiba-tiba istri meminta hafizah (anak kami yang pertama berusia 3 tahun 7 bulan) untuk menyimpan kertas yang berbentuk bintang yang bertuliskan namanya di laci komputer. Kertas yang berbentuk bintang tersebut didapat saat hafizah di sekolah, menarik sekali cerita bagaimana hafizah mendapatkan kertas yang berbentuk bintang tersebut. Namun bukan hal tersebut yang ingin saya bahas kali ini, ya... Istri saya meminta hafizah menyimpan kertas berbentuk bintang tersebut di tempat di mana saya menyimpan kunci kantor. Kontan saja pikiran terfokus pada kunci kantor yang saya simpan di tempat tersebut, "berharap hafizah nggak ngambil kuncinya..." kalimat tersebut pun sempat terucap di dalam hati. Belum juga satu menit pikiran tersebut terlintas, ya... Hafizah sudah memegang kunci kantor yang sengaja saya simpan di tempat yang menurut saya aman tersebut.
Saya sudah berusaha meminta kepada hafizah untuk mengembalikannya ke laci, bukannya mengikuti justru malah membawanya dan memasukan ke dalam saku bajunya. Sembari sesekali mengeluarkannya dan memperlihatkan kepada saya (solah-olah meledek/mengajak bermain).
Belum sempat saya meminta kembali kuncinya yang dipegang hafizah, saat saya bertukar pakaian hafizah meminta diantarkan ke toilet karena ingin buang air kecil. Saya pun segera meminta bantuan istri karena saya belum selesai bertukar pakaian. Selepas dari kamar mandi saat hafizah memakai celananya kembali, tiba-tiba saya ingat kembali kunci kantor yang tadi dipegang dan dimasukan ke dalam saku bajunya.
"Hafizah mana kunci yang tadi...?" saya bertanya kepada hafizah. Saya coba raba di saku bajunya sudah tidak ada, Deg...!! Sayapun terkejut "Loh kok nggak ada...!!" saya dan istri pun mencoba untuk mencari kunci tersebut mulai dari laci komputer, kamar depan, ruang tamu, ruang tengah, kamar kami, toilet dan dapur semua ditelusuri belum saja ketemu. Pikiranpun sudah mulai negative teringat kejadian satu hari yang lalu sempat kunci tersebut hilang (lupa menyimpannya) dan setelah dicari akhirnya bisa ketemu.
Sayapun menjadi terpikir "apakah memang sudah takdirnya kunci tersebut hilang..?" bayangkan saja kunci sudah sengaja saya simpan di laci komputer yang saya anggap aman, namun tiba-tiba istri menyuruh hafizah menyimpan sesuatu di laci tersebut dan akhirnya kuncipun diambil hafizah. "Ya... Tidak ada yang kebetulan mungkin ini sudah takdirnya kunci hilang.." kalimat ini yang terus terngiang-ngiang sepanjang malam.
Untuk menghilangkan rasa penasaran, box tempat mainan hafizah yang berisi banyak pernak-pernik mainannya pun saya bongkar, namun tetap saja tidak ketemu. Saat memasukan kembali mainan hafizah ke dalam box, Ibi (seseorang yang bekerja di tempat kami) datang. "Bi... Kunci kantor hilang tadi malam buat mainan hafizah, Nanti pas bersih-bersih rumah, tolong siapa tahu ketemu..." ucap saya kepada Ibi.
Saat Ibi bersih-bersih rumah, tidak disangka-sang ternyata ketemu kunci kantor di atas karpet di mana saya, istri dan anak berbincang-bincang tadi malam. Anehnya saya pun sudah berulangkali mencari-cari di area tersebut  namun tidak menemukannya juga.
Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari kejadian tersebut, ketika pikiran dan hati sedang kacau seringkali sesuatu yang ada di depan mata pun tidak nampak, karena walaupun nampaknya diri ini sedang melakukan usaha untuk menemukan sesuatu yang dicari namun sebenarnya diri ini sedang terfokus (terhypnosis) oleh pikiran dan perasaan yang kacau. Ya... Ini pun bisa jadi yang sering dialami dalam konteks menemukan jalan keluar dari sebuah persoalan, dalam hal mendapatkan Rizki yang tersebar di alam semesta ini, dll. Ya walaupun terlihat fisiknya sedang berikhtiar mendapatkan rizki namun selama pikiran dan hati kacau, walaupun sebenarnya banyak Rizki di depan mata bisa jadi tidak akan terlihat dan terasa.
Saya pun sempat mengambil kesimpulan "Ya... Ini memang sudah takdirnya kunci tersebut hilang..." dari kejadian tersebut saya seolah-olah mendapat teguran dari Alloh.. Bahwa yang menetukan Takdir adalah Alloh bukan manusia. Selama nafas masih di kandung badan tugas manusia adalah berserah diri, berdo dan berusaha. Karena bisa jadi keputusan diri ini untuk mengatakan "ini adalah TAKDIR" justru menutup jalan/skenario selanjutnya yang sebenarnya diharapkan terjadi dan lebih parah lagi jika kalimat tersebut menjadi alasan untuk menutupi rasa putus asa dan enggan terus berusaha karena takut semakin kecewa karena usaha yang dilakukan semakin banyak.
Jadi biarkanlah urusan takdir hanyalah milik Alloh, tetaplah lakukan tugas sebagai manusia yaitu berserah, berdoa, berusaha dan tawakal.