Thursday, August 13, 2015

Hipnoterapi Jakarta - meMULAI USAHA ? Intip Cara Anti Mainstrem Ini .. !!

Anda berniat membuka usaha tapi bingung dari mana mulainya , dari mana modalnya, dimana tempatnya dan sebagainya? Kalo kebanyakan mikir kapan dimulainya itu usaha. Itulah cara berpikir dengan otak kiri memulai usaha dengan menghitung kelayakan, mengamati pesaing, menguasai teknis, mengumpulkan modal, mencari lokasi, mencari karyawan, mencari alat-alat, memulai usaha, memasarkan produk dan kalau berhasil, baru sedekah.

Padahal kalo memakai otak kanan bukan begitu caranya, yang diajarkan oleh otak kanan. cukup sedekah, memasarkan produk, dan memulai usaha. Selesai! Yang lain, nyusul. Jadi, jauh lebih cepat, jauh lebih hemat, dan tepat sasaran. Iya’kan? Sudahlah, pokoknya Anda harus mengangguk. Bukan itu saja. Yang paling penting, urusan modal dan lokasi tidak lagi jadi kambing hitam dalam memulai usaha. Percayalah, mencari kambing hitam itu tidak baik. Kalau mencari kambing kurban, nah, itu baru baik. Hehehe!

Masih penasaran dengan dalih-dalih orang kiri? Simak saja dan lihatlah bagaimana Golongan Kanan mematahkan dalih- dalih itu dengan sekali sambar.
·         Kata si kiri, “Punya modal dulu, ntar baru bisa buka usaha.”
·         Balas si kanan, “Pakai modal orang lain ‘kan bisa!” atau “Pakai brosur dulu ‘kan bisa!”
·         Kata si kiri, “Studi kelayakan dulu, ntar baru buka usaha.”
·         Balas si kanan, “Buka usaha dulu, ntar baru usahanya dilayakkan!”
·         Kata si kiri, “Makanannya enak dulu, ntar baru ramai.”
·         Balas si kanan, “Dibikin ramai saja dulu, ntar kesannya enak!”
·         Kata si kiri, “Barangnya bagus dulu, ntar baru dijual mahal.”
·         Balas si kanan, “Di jual mahal saja dulu, ntar kesannya bagus!”
·         Kata si kiri, “Omzetnya besar dulu, ntar baru bisa terkenal.”
·         Balas si kanan, “Dibikin terkenal saja dulu, ntar omzetnya bisa besar!”
·         Kata si kiri, “Sekolah tinggi-tinggi dulu, ntar baru bisa sukses.”
·         Balas si kanan, “Belajar formal secukupnya saja. Terus, perbanyak belajar informal. Dengan gitu, baru bisa sukses!”
·         Kata si kiri, “Kami bangga dengan gelar kesarjanaan.”
·         Balas si kanan, “Kami bangga dengan gelar barang dagangan!” Maksudnya, menggelar barang dagangan”
·         Kata si kiri, “Mau kreatif, yah, baca buku teks dulu.”
·         Balas si kanan, “Mau kreatif, baca kitab 13 Wasiat Terlarang dulu!” Hehehe!

Jadi, boleh urut, boleh tidak. Yang penting, urut itu tidak menjadi suatu keharusan.Satu-satunya orang yang harus urut adalah tukang urut! Hehehe! Tulisan ini sebagian banyak (katanya sebagian tapi kok banyak,, hhe abaikan) diambil dari buku karya Ippho Santosa “7 Keajaiban Rezeki”

Source : Buku 7 Keajaiban Rezeki Karya Ippho Santosa